Financial Freedom adalah impian bagi semua orang, siapa yang tidak mau? Bisa menikmati banyak waktu bersama keluarga di rumah, tidak perlu lagi bekerja sejak fajar hingga petang, namun penghasilan melimpah dan tetap lancar. Kondisi ini pasti menjadi mimpi utama bagi banyak orang yang berlomba-lomba untuk meraihnya lebih dulu. Kondisi financial freedom berbanding terbalik dengan kondisi yang mungkin kita miliki saat ini. Bekerja dari pagi hingga petang namun dengan penghasilan yang tak seberapa sedangkan financial freedom membuat uang yang bekerja keras untuk kita sedangkan kita bisa menikmati waktu untuk mengerjakan hal lainnya. Namun meraih financial freedom bukanlah sesuatu yang instan dan terjadi dalam sekejap mata. Diperlukan keteguhan hati dan mindset yang positif untuk bisa meraih dan memilikinya. Sebab ada lima tangga yang perlu dilalui hingga bisa mencapai puncak tanga : financial freedom. Berikut lima tahapan panjang yang sering dialami orang saat ingin berjuang mendaki tangga financial freedom :

Financial Freedom #1 : Financial Deficit
Financial Deficit merupakan tahap pertama yang dilalui hampir semua orang yang ingin menuju financial freedom. Dalam tahap financial deficit, penghasilan seseorang belum cukup untuk memenuhi biaya hidupnya. Seperti misalnya dengan pemasukan per bulan 5 juta sebulan, tapi pengeluaran bisa mencapai 8 juta per bulan. Hal ini biasanya mengakibatkan seseorang memiliki hutang, baik itu berhutang kepada keluarga, teman atau bisa juga pada pihak bank dalam bentuk pinjaman atau kartu kredit. Pastinya tahap pertama ini adalah tahap yang wajib dilalui dan diselesaikan paling dahulu untuk bisa sampai pada financial freedom
Financial Freedom #2 : Financial Sufficient
Tahap kedua adalah financial sufficient. Tahapan ini merupakan tahapan selanjutnya dimana seseorang berhasil menaklukkan pengeluaran perbulannya yang melampaui pemasukkan sehingga penghasilannya sudah pas dengan pengeluarannya. Namun karena pemasukkan dan pengeluaran sebanding, maka per bulannya uang hanya datang dan pergi sesuai dengan penggunaan tiap bulannya. Ide menabung juga menjadi suatu kemewahan karena memang penghasilan tidak menyanggupi untuk memiliki simpanan diluar pengeluaran rutin tiap bulannya. Maka dari itu beranjak menuju tahap selanjutnya yaitu financial saving.
Step 3 : Financial Saving
Pada tahap financial saving, orang sudah bisa menyisihkan penghasilan untuk ditabung atau diinvestasikan. Untuk mendisiplinkan diri dalam menabung atau investasi bisa dengan menggunakan auto-debet sehingga setiap bulan secara otomatis, gaji/penghasilan bisa langsung dialokasikan ke instrumen tabungan atau investasi yang dipilih serta terpisah dari biaya hidup dan keperluan lainnya. Auto debet juga bida dilakukan dengna proporsi sesuai ilmu perencanaan keuangan : 40% untuk biaya hidup, 30% untuk membayar tagihan kredit (kredit rumah, kredit sepeda motor, kredit mobil, dll) dan sisa 30% untuk ditabung atau diinvestasikan. Setelah kebiasaan investasi sudah terbangun maka bisa beralih ke tahap selanjutnya yaitu financial harvesting.
Step 4 : Financial Harvesting
Pada tahap keempat ini, investasi atau tabungan yang sudah rutin dilakukan sudah mulai bisa dipanen. Tahap ini disebut financial harvesting. Misal investasi reksadana 200 juta yang sudah dimiliki hingga saat ini ternyata bisa menghasilkan return 20% tahun ini sehingga ia mendapatkan income tambahan sebesar 40 juta rupiah. Atau bisa jadi tanah yang dibeli hasil menabung bertahun-tahun sudah naik 100%, maka return tersebut merupakan tambahan penghasilan yang didapatkan sebagai hasil investasinya selama ini. Setelah ini maka bisa berlanjut ke tahapan selanjutnya yaitu financial freedom.
Step 5 : Financial FREEDOM
Inilah tangga puncak dari kondisi finansial seseorang. Inilah saat seseorang telah memiliki investasi atau aset aktif yang mampu menghasilkan return yang memadai untuk membiayai kehidupannya sehari-hari (tanpa orang itu harus terus menerus bekerja lagi). Contoh sederhana : orang tersebut memiliki deposito senilai 3 milyar. Maka ia bisa mendapatkan return tahunan sebesar 150 juta – mungkin cukup untuk membiayai kehidupannya sehari-hari. Atau misalnya orang itu punya aset kos-kosan di Jatinangor (dekat kampus Unpad) sebanyak 20 kamar. Dengan tarif 750 ribu per kamar, ia bisa mendapatkan penghasilan pasif (passive income) sebesar 15 juta per bulan – mungkin cukup untuk biaya hidupnya selama sebulan. Atau mungkin orang itu punya lima ruko di berbagai lokasi (Semarang, Jakarta, Bekasi) sebanyak 5 buah. Disewakan rata-rata 50 juta per tahun, maka ia bisa mendapatkan passive income sebesar 250 juta setahun. Deposito. Kamar kos-kosan. Ruko. Ini adalah contoh aset aktif yang membuat “uang bekerja untuk kita” – bukan kita yang termehek-mehek mengejar uang (sejak fajar menyingsing hingga petang menjelang).
Demikianlah lima tahapan kunci yang perlu di-daki sebelum berada pada puncak tangga : financial freedom. Ada pada tahapan tangga ke berapakah anda saat ini? Apakah baru berada pada tahapan yang pertama ? Sudah bisa menyisihkan uang untuk berinvestasi atau menabung tiap bulannya? Atau barangkali sudah nyaris ke tangga terakhir?
Di mana pun anda berada, mari wujudkan mimpi anda untuk meraih financial freedom bersama kami di BPR Gianyar Partasedana. BPR Gianyar siap melayani anda dengan simpanan, pinjaman dan investasi dalam bentuk deposito, selengkapnya bisa dilihat di sini KLIK DISINI. BPR Gianyar, lebih peduli !